Full width home advertisement

Berita

Article

Post Page Advertisement [Top]



"Kejujuran itu gratis, sementara ketidakjujuran selalu berbayar."
(Michael Josephson)
Siapa saja yang menjaga kejujuran dalam bekerja, tentu saja ketenangan dan kebahagiaan akan selalu menjadi milikya, sebaliknya jika kejujuran digunakan sebatas pemanis lidah tentu saja kita menjadi manusia yang terlalu murah harganya. Hanya saja mereka yang menjaga kejujuran seringkali berhadapan dengan sistem lama yang tidak siap berubah, konfik nilai bahkan sampai konflik nyata akan ter
jadi dan hasilnya tentu saja sangat melelahkan, tapi mereka yang menjaga kejujuran akan selalu menang dihadapan Tuhanya, walau seringkali gagal dihadapan manusia yang membangun sisitem ketidakjujuran. Bahagialah mereka yang selalu bekerja dan menjaga kejujuran, tentu saja uang yangdibawa untuk anak-anak dan istrinya menjadi berkah yang kelak mensuksesan mereka semua.
            Di masyarakat kita seringkali kita diperlihatkan contoh kehidupan nyata, orang tua yang tidak hati-hati dalam mencari rezeki, bahkan tidak tahu mana yang namanya haram atau halal, tidak bisa membedakan mana haknya dan hak orang lain, ketika harta tersebut diberikan kepada anak-anak dan istrinya bahkan secara berlebihan hasilnya justru anak-anaknya terjerat dengan Narkoba dan kehidupan gelap yang sulit terbayangkan sebelumnya serta yang paling menyakitkan adalah pemberian yang berlebih justru menjerumuskan mereka dan pada ujungnya adalah mempermalukan kedua orang tuanya.
            Bahkan saya percaya, yang membuat Anda dan kita sukses dan menggapai impian kita semua adalah bukan karena kita hebat dan pintar akan tetapi sebenarnya karena orang tua kita menjaga betul hartanya dari harta yang haram, bagi oraang tua yang hebat lebih baik merasakan kelaparan sesaat demi anaknya sukses daripada makan uang haram tapi membuat anaknya gagal dimasa depan. Kehati-hatian orang tua dalam menjaga rezekinya ternyata akan berdampak kepada kebahagiaan keluarga serta kesuksesan keturunanya. Pentingnya sebuah harga kejujuran akan sangat menginspirasi banyak orang, seperti sebuah kisah yang akan saya bagikan.
            “Suatu hari Kholifah Umar Bin Khattab sedang “blusukan” malam hari, dan ini adalah kebiasaan sang khalifah, tanpa ditemani oleh pengawal dan dengan pakaian yang biasa serta terihat kumuh berjalan di lorong-lorong rumah rakyatnya, ketika melewati sebuah rumah terdengarlah dialog antara Ibu dan anaknya. Sang Ibu berkata kepada anaknya “Nak, cobalah mengerti campurkan saja minyak wangi ini dengan air sehingga keuntungan kita akan berlipat-lipat”, anaknya terdiam sejenak lalu menjawab “Bagaimana mungkin Ibu, bagaimana nanti jika Kholifah Umar Bin Khattab lihat”, sang Ibu langsung menjawab “Mana mungkin Umar lihat” katanya. Kholifah Umar Bin Khattab terus mendengarkan apa yang akan dibahas, ternyata Sang Ibu berkata kembali kepada anaknya “Campurkanlah nak minyak wangi ini dengan air yah” namun sang anak menjawab sebuah jawaban yang snagat hebat, beginilah jawabanya “ Umar mungkin tidak bisa melihat yang saya lakukan tapi Tuhanya Umar pasti bisa lihat apa yang saya lakukan” katanya.
            Umar bin Khattab segera memberikan tanda kepada rumah ini berupa tulisan atau simbol dan keesokan harinya ketika berkumpul para sahabat, Umar memerintahkan mencari rumah yang ada tanda tertentu dan memanggil sang anak perempuanya untuk dinikahkan dengan anak laki-lakinya. Bagi sang Khalifah untuk memiliki keturunan  yang hebat dan soleh dimulai dari kesolehan kedua orang tuanya.

            Jadi, ketika seseorang bekerja dengan kejujuran dan menjaga kejujuran tersebut, apa sih maksud menjaga kejujuran artinya seseorang yang menyadari betul bahwa menjadi orang jujur itu banyak lawanya, namun dirinya tetap menjaga kejujuran walau kehilangan peluang karir dan juga kehilangan rekan-rekan yang memiliki motif berbeda. Orang-orang yang seperti ini saya yakin dirinya sudah menemukan kebahagiaan tanpa syarat, sebuah kebahagiaan hakiki yang datang dari dalam jiwa terdalam seseorang. Jika kebahagiaan hakiki sudah datang dalam hati maka tidak akan meminta orang lain membahagiakan dirinya baik lewat jabatan ataupun peluang-peluang lainya. Sebagai penutup saya ingin mengutip Hadits Nabi tentang dilarangnya kita meminta jabatan kepada atasan kita :
Abu sa’id bin Samurah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, kepadaku, “Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut kedudukan dalam pemerintahan, karena jika engkau diserahi jabatan tanpa meminta, maka engkau akan dibantu oleh Allah untuk melaksanakannya. Tetapi jika jabatan itu engkau peroleh karena permintaanmu, maka akan diserahkan ke atas bahumu atau kebijaksanaanmu sendiri. Dan jika engkau telah bersumpah atas sesuatu perkara kemudian engkau dapatkan perkara lainnya yang lebih baik, maka tebuslah sumpah itu dan kerjakanlah apa yang lebih baik itu.”
(HR. Bukhari, Muslim). 




PROFIL TERBARU NAQOY (MASTER TRAINER THE 7 AWARENESS)

Bottom Ad [Post Page]